Pertanyaan temanku : Mbak fi, bisa
bikin tulisan tentang mandi wajib ga mbk fi?
Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Assalaamu’alaykum..wrh..wbr..
Saudara-saudariku yang dicintai
Allah, kali ini aku akan mengajak akhi-ukhti membahas tentang hal
penting bagi setiap muslim, baik laik-laki ataupun perempuan. Aku
sebenarnya agak bingung juga ini dipost apa nggak. Tapi untuk kebaikan,
kenapa ragu?
Okay, kita akan membahas tentang
mandi wajib. (Bingung nih mau mulai dari mana ==’). Kita mulai dari
definisi mandi wajib dulu.
DEFINISI MANDI WAJIB
Mandi wajib sama halnya dengan
mandi junub (mandi habis hubungan suami istri), yaitu mandi yang perlu
dilakukan oleh seorang muslim untuk membersihkan dirinya dari hadas
besar dengan melakukan rukun-rukunnya salah satunya adalah mandi
membasahi seluruh anggota badan. Mandi wajib ini berlaku untuk
perempuan dan laki-laki loh. ^^
HUKUM MANDI WAJIB
Hukum mandi wajib ini adalah
wajib (namanya kan wajib, hehe). Tapi tentu ada sebabnya kenapa
seorang muslim dikatakan wajib untuk mandi wajib.
SEBAB SEORANG MUSLIM
DIWAJIBKAN MANDI WAJIB
Sebab-sebabnya terdiri dari
tujuh sebab. Empat sebab melibatkan laki-laki dan perempuan dan tiga
sebab lainnya hanya melibatkan perempuan:
Sebab Bagi Perempuan:
- Melahirkan anak
- Nifas yaitu
darah yang keluar ketika melahirkan anak
- Keluar darah
haid -> perempuan datang bulan. “Jika datang haid, maka tinggalkan
solat. Dan jika telah lewat, maka mandi dan Solatlah” (HR. Al Bukhari)
Sebab Bagi Laki-laki dan
Perempuan:
- Melakukan hubungan suami istri
(jimak) apabila zakar (kemaluan laki-laki) dimasukkan ke dalam faraj
(kemaluan perempuan) walaupun tidak keluar air mani.-> berhubungan
badan walaupun tanpa disertai keluarnya mani.
- Jika keluar air mani walaupun
zakar tidak dimasukkan ke dalam faraj. -> keluarnya mani yang
disertai syahwat, baik dalam keadaan tidur maupun terjaga.
- Keluar air mani kerana bermimpi
(wet dream).
- Mati (dimandikan).
- Masuk Islam bagi orang yang
sebelumnya kafir. Dari Qais bin Ashim, ia menceritakan bahawa ketika ia
masuk Islam, Nabi saw menyuruhnya mandi dengan air dan bidara (HR. At
Tirmidzi dan Abu Dawud)
RUKUN MANDI WAJIB
Rukun mandi ada
tiga:
- Niat. Niat ini
hanya diucapkan di dalam hati dan tidak perlu diucapkan secara lisan.
- Menghilangkan kotoran dan
najis pada badan. Bila ada najis pada tubuh, membasuhnya bisa
berbarengan dengan mandi wajib. Artinya membersihkan najis boleh
disatukan dengan mandi wajib.
- Meratakan air ke seluruh
anggota badan yang zahir (terlihat) termasuk semua
lipatan badan. (Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah). Meliputi kulit, rambut
dan bulu yang ada di badan, sama bulu-bulu yang jarang ataupun lebat.
NIAT MANDI WAJIB ->sumber
: Wiki
Niat mandi wajib secara
ringkasnya adalah “Sengaja aku mandi wajib kerana Allah Taala.”
Lafaz niat yang lain “Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari janabati
fardlal lillaahi ta’aalaa” (Artinya: Sengaja aku mandi wajib untuk
menghilangkan hadas besar dan mandi wajib kerana Allah Taala). Niat yang
penting kita meniatkan karena Allah, tidak mesti diucapkan dalam bahasa
Arab kalau kita belum bisa.
Untuk perempuan yang mandi wajib
kerana hadas haid niat mandi wajibnya adalah “Sengaja aku
membersihkan hadas haidkerana Allah Taala.” Sedangkan
untuk yang habis nifas, niat mandi wajibnya ialah “Sengaja aku
membersihkan hadas nifas kerana Allah Taala”.
Niat mandi wajib hendaklah
diucapkan apabila mulai mengenakan air ke bagian anggota mandi. Bila
niat dilafalkan setelah seseorang telah membasuh anggota badannya,
mandi wajibnya tidak sah dan dia mesti mengulang kembali niatnya ketika
memulai membasuhkan air ke seluruh anggota badannya. Begitupun jika
seseorang berniat sebelum air sampai ke badan, niat itu juga tidak sah
dan dia harus mengulang kembali niatnya sambil membasuhkan air ke
seluruh anggota badannya.
Orang yang tidak berniat mandi
wajib tidak memenuhi rukun mandi wajib dan dengan itu tidak boleh
dikatakan telah melakukan mandi wajib. Dia hanya sekadar
mengerjakan mandi biasa dan masih terikat dengan larangan yang
dikenakan untuk orang yang berhadas besar.
AIR YANG DIGUNAKAN UNTUK
MANDI WAJIB
Mandi wajib dikerjakan menggunakan
menggunakan air mutlak yaitu air yang suci lagi menyucikan, dan tidak
sah jika menggunakan air yang bukannya air mutlak.
CARA MANDI WAJIB
Cara mandi wajib paling afdhal
tentunya mengikuti sunnah Baginda Rasulullah SAW. Berdasarkan hadis dari
Aisyah ra.,
“Dahulu, jika Rasulullah SAW
hendak mandi janabah (junub), beliau membasuh kedua tangannya. Kemudian
menuangkan air dari tangan kanan ke tangan kirinya lalu membasuh
kemaluannya. Lantas berwuduk sebagaimana berwuduk untuk solat. Lalu
beliau mengambil air dan memasukkan jari-jemarinya ke pangkal rambut.
Hingga beliau menganggap telah cukup, beliau tuangkan ke atas kepalanya
sebanyak 3 kali tuangan. Setelah itu beliau guyur seluruh badannya.
Kemudian beliau basuh kedua kakinya.”(HR. Al Bukhari dan Muslim)
Cara mandi wajib yang paling baik
adalah mengikuti cara yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmizi.
1. Membaca bismillah sambil
berniat untuk membersihkan hadas besar .
2. Membasuh tangan sebanyak 3
kali.
3. Membasuh alat kelamin dari
kotoran dan najis.
4. Mengambil wuduk sebagaimana
biasa kecuali kaki. Kaki dibasuh setelah mandi nanti.
5. Membasuh keseluruhan rambut di
kepala.
6. Membasuh kepala berserta dengan
telinga sebanyak 3 kali dengan 3 kali menimba air.
7. Meratakan air ke seluruh tubuh
di sebelah lambung kanan dari atas sampai ke bawah.
8. Meratakan air ke seluruh tubuh
di sebelah lambung kiri dari atas sampai ke bawah.
9. Menggosok bagian-bagian yang
sulit seperti pusat, ketiak, lutut dan lain-lain supaya terkena air.
10. Membasuh kaki.
HAL-HAL BERKAITAN
Yang Mandi Menggunakan
Shower
Jika seseorang mandi dengan
menggunakan “shower”, tidak perlu tiga kali, memadai untuk kita
yakin air telah rata ke seluruh tubuh dari kepala ke ujung jari.
Rambut dan Kuku
Jika rambut seseorang itu dikuncir
atau disanggul (laki-laki atau perempuan), sekiranya tidak sampai air
ke dalamnya, kuncir atau sanggul itu wajiblah dibuka. Bulu-bulu
dalam lubang hidung tidak wajib dibasuh kerana dianggap batin (tidak
tampak/zahir). Tapi kalau bulu-bulu di dalam hidung itu bernajis, juga
wajib dibasuh.
Tentang rambut yg diwarnai dengan
selain inai, inilah yang membingungkan. Sebenarnya jika rambut seorang
muslim diwarnai dengan selain inai, mandi wajibnya itu tidak sah. Oleh
karena itu, dia yang mewarnai rambutnya dengan selain inai, bila dia
ingin mandi wajib, dia harus membuang pewarna di rambutnya dulu. Tetapi
untuk membuang pewarna itu sendiri gimana, ya??.. Inilah susahnya.
Padahal pewarna rambut itu sebenarnya tidak segampang itu untuk dibuang.
Yang menyebabkan mandi wajib orang
yang menggunakan pewarna pada rambutnya tidak sah kerana pewarna itu
akan membalut rambutnya dan menghalangi air sampai ke rambut. Ini
berbeda dengan inai. Inai hanya akan meresap ke rambut, tetapi pewarna
justru akan membalut rambut dan menyebabkan air terhalang ke rambut.
Di samping itu juga, mewarnai
rambut dengan warna asli rambut itu tidak dibolehkan dalam Islam. Misalnya
kalau aslinya rambut hijau, tidak boleh diwarnai hijau. Hehe.
Mengenai kuku, jika di dalam
kuku ada kotoran yg bisa menghalangi air sampai ke badan khususnya
di bagian bawah kuku, kotoran itu wajib dibuang dulu. Membuang
kotoran di dalam kuku itu boleh dilakukan ketika sedang mandi. Begitu
juga dengan kuku yang diwarnai dengan kutek (yang mengkilat di kuku
kalau dipakai) wajib dibersihkan dulu, karena bila tidak akan ada bagian
tubuh yang tidak terkena air. Kecuali kalau pewarna yang dipakai adalah
inai.
Keperluan Mengambil Wudhu
Seseorang yang telah mengerjakan
mandi wajib tidak perlu mengambil wudhu lagi untuk mengerjakan solat
dengan syarat tidak melakukan perkara yang membatalkan wudhu
setelah dia mengerjakan mandi wajib. Jika terbatal, cukup perlu
mengambil wudhu lagi saja (tidak mandi lagi).
Sunat-Sunat Mandi Wajib
- Seorang muslim sunah mengenakan
kain hingga ke lutut seperti yang diajarkan oleh Rasulullah saw. bahasa
sehari-harinya kita kenal dengan “basahan”.
- Pada masa mandi kita disunatkan
menghadap kiblat, membaca bismillah, membasuh tangan, mengambil wuduk,
mengosok-gosok seluruh badan, tertib dan muwalat, yaitu berturut tanpa
putus.
- Bagi perempuan yang mandi
disebabkan haid dan nifas, disunatkan menggunakan parfum sehabis mandi.
Untuk Suami Istri
Bagi pasangan suami istri yang
berhubungan, tidak harus bagi mereka segera mandi begitu habis
berhubungan, tetapi diwajibkan mandi ketika ingin beribadah.
Bila Menunda Mandi Wajib
Mandi wajib boleh ditunda dari
malam sampai pagi. Makanya pasangan yang berhubungan boleh menunda
mandi wajib sampai pagi dan melakukan mandi wajib beberapa saat sebelum
mengerjakan solat shubuh, tetapi mereka disunatkan berwudhu sebelum
tidur jika ingin menunda mandi wajib sampai pagi. Sebagaimana sunahnya
berwudhu sebelum tidur.
Seorang muslim boleh melewatkan
mandi wajib sebelum solat. Setelah masuk waktu solat, ia wajib mandi
sebelum menunaikan solat.
Bila Ragu-ragu
Jika seorang yang mengerjakan
solat tetapi ragu-ragu apakah sama ada ia sudah mandi wajib atau belum,
maka seluruh solat yang telah dikerjakannya (selama itu) adalah sah, dan
untuk solat-solat berikutnya ia harus mandi wajib dulu.
Dan Jika Tiada Air (Atau
Mudarat Tidak Boleh Terkena Air)
Jika terdapat sebab untuk
melakukan tayammum, seperti ketiadaan air, atau tidak dapat
menggunakannya akibat sakit, maka tayammum akan menggantikan wudhu
dan mandi wajib. Maka seseorang yang junub (salah satunya habis
berhubungan suami istri) hendaklah bertayammum lalu solat, kemudian
apabila ada air, maka dia harus mandi untuk menghilangkan janabahnya.
“Rasulullah saw melihat seorang
lelaki yang menjauhkan diri dan tidak solat dengan kaumnya, maka baginda
berkata : Ya Fulan, apa yang menghalangi kamu dari tidak solat dengan
kaummu? Dia menjawab : Ya Rasulullah, saya dalam keadaan junub, dan
tiada air. Baginda berkata : Kamu hendaklah menggunakan tanah yang
bersih, kerana ia mencukupi untukmu”. (Hadis riwayat al-Bukhari).
Bila datang Haid Sehabis
Berhubungan Suami Istri
Wanita yang berjunub disebabkan
hubungan dengan suaminya, kemudian datang haid sebelum mandi junub,
apakah wajib mandi junub dulu ataupun boleh menunda mandi hingga habis
haid?
Terdapat dua pendapat mengenai hal
ini:
1. Wajib mandi junub terlebih
dahulu, kemudian sehabis haid mandi wajib lagi.
2. Tidak wajib mandi junub dulu
(menunggu haid selesai), saat habis haid baru mandi wajib untuk junub
dan haid secara serentak.
Adapun pendapat yang lebih kuat
adalah pendapat kedua (wajib mandi sekali saja yaitu sehabis haid).
Kerana mandi wajib ketika haid tidak memberikan faedah apapun.
Wallahu A’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar